Guna mendapatkan nilai-nilai tertentu dari arus dan tegangan
pada sebuah rangkaian listrik, kita membutuhkan sebuah komponen elektronika
yang disebut Resistor.
Mari kita perhatikan gambar di bawah ini.
Sebuah Led kita nyalakan dengan bantuan sebuah resistor. Disini
resistor berfungsi untuk mengatur arus agar kita dapatkan arus yang sesuai
dengan kebutuhan Led. (Untuk bermain-main dengan Led, akan kita bahas pada
kesempatan yang lain. Sabar yaa..)
Simbol resistor
Contoh resistor
Satuan Resistor adalah Ohm (Ω). Untuk nilai-nilai yang lebih
tinggi digunakan satuan kilo-Ohm (k Ω) dan Mega-Ohm (M Ω). Misalnya resistor
220.000 Ω direpresentasikan sebagai 220k Ω. Resistor 91.000.000 Ω direpresentasikan sebagai 91 M Ω.
Lalu bagaimana cara menghitung nilai resistor?
Menghitung nilai resistor bisa dilakukan dengan cara
menggunakan tabel warna di bawah ini.
Misalkan sebuah resistor memiliki warna-warna cincin sebagai berikut: Kuning Ungu Merah Emas.
Maka : (Lihat Tabel di atas)
Kuning ( digit 1) = 4
Ungu ( digit 2) = 7
Merah ( digit 3) = 2 (sebagai multiplier = 10 pangkat 2) = 100
Emas ( digit 4) = 5%
Jadi: 47 x 100 = 4700 Ω dengan toleransi 5%
biasa ditulis: 4k7 ± 5%
Catatan: Untuk resistor 4 cincin (digit), multiplier(pengali)nya adalah cincin ke 3.
Untuk resistor 5 cincin (digit), multiplier(pengali)nya adalah cincin ke 4.
Mudah kan??
atau kalau pengen yang lebih mudah, coba perhatikan tabel di bawah ini.
Tinggal dicocokin aja warna resistor kamu ama tabel diatas. heheee..
Untuk Jenis non linear, nilainya dapat kita ubah-ubah (dapat berubah), jadi yaa tidak usah kita itung.
Misalnya: NTC dan PTC (nilainya dipengaruhi suhu sekitar)
LDR (nilainya dipengaruhi oleh cahaya)
Potensiomatar dan Trimpot (nilainya bisa kita ubah-ubah dengan cara diputar/digeser)
Coba... Mana PTC mana Trimpot mana LDR??? heheeehee...
GoodLuck.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar